Monday 13 December 2010

G-pro Qita (menghijaukan Hidup Qita)

Minggu siang ketika hujan dan angin saling berebut untuk bertamu di bumi ITS, dan saat itu pula otak dan tangan saya berebut untuk mencari UKM tentang pengolahan sampah di wilayah Surabaya. Mencari lewat internet kurang membantu karena masih banyak database yang belum menerangkan tentang lokasi-lokasi workshop secara berkala di wilayah Surabaya. Jalan terakhir yang saya tempuh adalah menggunakan sistem Jarkom ala anak ITS. Beberapa teman yang dirasa tahu tentang spot-spot pengolahan sampah mulai saya sms dan akhirnya ada seorang kakak kelas memberi contact person salah satu temannya yang sedang mengelola sebuah UKM pengolahan sampah menjadi bahan daur ulang. Inilah perkenalan awal saya dengan G-Pro Qita, sebuah UKM yang mengusung pengolahan sampah menjadi barang-barang unik dan layak pakai. Di tangan para ahlinya, sampah-sampah ini menjadi barang yang dapat menghasilkan pundi-pundi uang bagi mereka. Dengan kreatifitas dan ketekunan dari mereka, banyak barang unik dari sampah yang berhasil disulap menjadi benda-benda bermanfaat. Murah, ekonomis dan ramah terhadap lingkungan. Go Green Designer!!

Mas Fahmi adalah mahasiswa management UNAIR yang membantu mengelola pemasaran dari G-Pro sendiri. Dia adalah salah satu mahasiswa yang terjun langsung dalam marketing dari G-Pro. Yang membuat kagum, dia ternyata juga mau untuk belajar membuat barang-barang bekas tersebut menjadi barang yang layak jual. Beberapa teknik membuat sampah menjadi barang yang unik dan menarik pernah dia coba.Langsung bersinggungan dengan produk mungkin saja menjadi salah satu cara Mas Fami untuk menentukan plotting-plotting dan distribusi dari barang- barang yang G-Pro hasilkan.

Salah satu ibu rumah tangga pengrajin olahan dari barang bekas dengan senang hati memberi tahu saya tentang teknik membuat taplak dari sedotan bekas. Beliau berkata pengerjaan taplak ini tidak dibatasi oleh waktu karena bisa dilakukan ketika melihat TV, santai ataupun di waktu senggang lainnya.

Inilah sebuah ruangan dimana Beliau berkarya. Menyulam sampah-sampah tersebut menjadi pernak-pernik unik dan menarik. Berbagai macam pajangan berasal dari olahan-olahan sampah terpajang dengan rapi pada area etalase. Plastik botol, eceng gondok, spanduk bekas, bungkus softener, dan lain-lain yang biasanya kita buang ternyata setiap bagiannya dapat menghasilkan uang.

Area jemuran pun digunakan sebagai tempat penyimpanan botol plastik bekas

Pojok Sampah, Pojok Pundi Uang Datang
Jika di rumah terdapat sepen sebagai tempat menyimpan makanan, di sini area ruang lantai dua dijadikan sepen penyimpan sampah sebelum produksi. Dari berbagai macam botol, plastik, kertas, spaduk bekas, sedotan, dan lain-lain di simpan pada area ini.

 Eceng Gondok kering di ruang simpan lantai dua sebagai bahan baku pembuatan tas dan juga merchandise lainnya. Siapa sangka si gulma ini dapat menghasilkan uang berlimpah buat kita.

Berikut aneka ragam hias dari hasil olahan sampah karya G-Pro Qita

Spanduk-spanduk bekas yang telah ditinggalkan si pemilik event disulap menjadi tas cantik dan menarik. Pengerjaan yang rapi dan teliti membuat orang tidak akan berpikir bahwa sebelumnya bahant ersebut hanyalah seonggok sampah yang ditinggalkan.
Botol plastik minuman yang belum diwarna ini nantinya akan dijadikan barang unik hasil kreasi G-Pro. Berbagai macam botol mulai dari botol susu, aie mineral dan lainnya telah siap untuk disulap menjadi kerajinan-kerajinan recycling design.

Jika Oprah berkata bahwa Gayle adalah sosok yang bisa menjadi ibu, teman dan juga sahabat yang pantas didapatkan semua orang. Saya akan berkata hal yang sama tentang Pingkan, partner in crime saya inilah yang telah membantu meng-interview dan juga sebagai model dadakan untuk karya yang telah dihasilkan oleh G-Pro.

 Itulah sekilas kegiatan dari G-Pro yang berlokasi di Kedung Sroko gang IV, Surabaya. Di sinilah benih-benih eco economic branding berdiri dan bertunas. Dengan segala usaha dan upaya mereka untuk membantu bumi ini bernafas, disitulah nafas mereka juga dihembuskan oleh ibu Bumi, disini lah mereka berkarya, bertumbuh dan berkembang menjadi pohon-pohon penyokong green design. Proyek 15 tahun Bapak Susilo Bambang Yudoyono pun mengangkat UKM sebagai media pertumbuhan ekonomi bangsa. Dana 100 trilyun akan teralokasikan pada sektor ini. Dengan kata lain, UKM juga penentu tumbuh kembangnya bangsa Indonesia, penentu keberhasilan Indonesia Emas 2020. Mari para green designer berkarya, untuk bumi dan juga pertumbuhan bangsa kita.

4 comments:

  1. menarik temanya. foto-fotonya juga asik kalo proses ngolahnya dari barang mentah ke barang siap jual bisa lebih dimunculkan. kebayang juga, barang2nya didisplay dalam satu frame foto untuk memperlihatkan keragaman produknya... sip. sip.

    ReplyDelete
  2. Terima kasih Bapak masukannya. Nanti saya review ulang

    ReplyDelete
  3. kenapa fotoku gag ada xp
    hahaaaa

    ReplyDelete
  4. maksud Anda apa bapak..
    Anda jenis botol seperti Apa?
    hoho

    ReplyDelete